Publication

Analisis keberkelanjutan usaha tani tanaman karet di lahan gambut terdegradasi: Studi kasus di Kalimantan Tengah

Analisis keberlanjutan usahatani tanaman karet bertujuan untuk menilai tingkat keberlanjutan dari aplikasi model usahatani yang dikembangkan dalam suatu demplot pola tanam (intercropping) di lahan gambut terdegradasi, dengan tanaman pokok tanaman karet dengan tanaman sela nenas di antara tanaman pokok karet dan aplikasi amelioran, yang berlokasi di Desa/Kecamatan Jabiren, Pulangpisau (Kalimantan Tengah). Penelitian dilakukan dengan metode survei terstruktur dengan memilih 30 responden petani di sekitar demplot. Analisis dilakukan dengan pendekatan multidimensi (multidimentional scaling/MDS), meliputi dimensi sosial, ekonomi dan dimensi lingkungan. Tingkat keberlanjutan (Ikb) usahatani tanaman karet di lahan gambut terdegradasi yang didasarkan pada nilai indeks keberlanjutan multidimensi di lokasi penelitian menunjukkan skala cukup berkelanjutan dengan nilai indeks 66,69, artinya model usahatani yang dikembangkan cukup berkelanjutan. Dengan kata lain bahwa model usahatani tersebut memberi manfaat secara ekonomi, secara sosial dapat diterima masyarakat, dan secara ekologis tidak merusak lingkungan. Dimensi sosial lebih dominan menentukan keberlanjutan usahatani yaitu kontribusi terhadap Ikb sebesar 72,65 dibanding dengan dimensi ekonomi dan lingkungan dengan kontribusi nilai masing-masing 68,11 dan 57,25. Faktor yang peka mempengaruhi keberlanjutan, meliputi: intensitas penyuluhan (dimensi sosial), kestabilan harga hasil petani pada saat panen (dimensi ekonomi), pH air di lahan usahatani dan fluktuasi debit air di lahan petani (dimensi lingkungan/ekologi).
Download:
file
  • Authors: Mamat, H.S.
  • Author Affiliation: Ministry of Environment and Forestry of Indonesia
  • Subjects: rubber, plantations, peatlands, degraded land, farming systems, sustainability
  • Publication type: Journal Article
  • Source: Jurnal Penelitian Tanaman Industri 22(3): 115-124
  • Year: 2016
  • DOI: https://doi.org/10.21082/littri.v22n3.2016.115-124
Latest posts

PARTNERS

Founding member states
Republic of Indonesia Republic of the Congo Democratic Republic of the Congo Republic of Peru
Coordinating partners
Ministry of Environment and Forestry Republic of Indonesia CIFOR UN Environment FAO