Sebaran dan Tipe Aset di Wilayah Kerja KFCP : Hubungan dengan sejarah kebakaran dan kedalaman gambut Book uri icon

abstract

  • Kebakaran mudah terjadi di hutan rawa gambut tropis yang terdegradasi karena konversi dan pembukaan lahan, terutama akibat penebangan dan drainase kanal. Kebakaran tersebut akan menghasilkan asap dan emisi karbon ke atmosfer. Oleh karena itu, untuk mendukung keberhasilan program REDD+, diperlukan peningkatan pemahaman mengenai volume dan distribusi kebakaran di lahan gambut. Hal tersebut dilakukan agar emisi karbon tahunan dapat diketahui secara akurat dan juga untuk penyelidikan penyebab, motivasi dan detail kebakaran sehingga penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik. Sebagaimana diketahui bahwa di seluruh area bekas PLG, kebakaran sering terjadi terutama di wilayah KFCP pada musim kemarau. Untuk mengatasi hal tersebut, KFCP, melalui Fire Management Team (FMT atau Tim Penanggulangan Kebakaran), mengembangkan program pemantauan kebakaran yang melibatkan empat komponen, yaitu 1) pemantauan hotspot melalui data satelit, 2) investigasi kebakaran di lapangan, 3)survei aset tanah milik masyarakat dan 4) investigasi distribusi bahan bakar yang melimpah di wilayah KFCP. Laporan ini akan menjelaskan hasil survei dari sebagian komponen ke tiga, yaitu aset tanah milik masyarakat. Berbagai keterkaitan antar komponen hasil survei akan dianalisa dan digunakan untuk menyusun strategi penanggulangan kebakaran yang tepat. Data aset dikumpulkan dari wilayah yang mencakup tujuh desa yang ada di wilayah kerja KFCP, termasuk lahan yang berada di bawah batas administrasi ketujuh desa tersebut. Pengumpulan data dilakukan sepanjang tahun 2012 yang meliputi 296 aset. Seluruh posisi lokasi aset dicatat dengan GPS (Global Positioning System). Data aset tersebut kemudian dianalisa mengenai beberapa variabelnya, antara lain: lokasi desa, kedalaman gambut, dan sejarah kebakaran termasuk jumlah lokasi bekas terbakar.

publication date

  • 2014-05-14