Publication

Potensial redoks tanah sebagai penduga respirasi heterotrof dari lahan gambut perkebunan kelapa sawit di Riau

Respirasi tanah terdiri atas respirasi autotrof dan heterotrof. Pada lahan gambut, respirasi heterotrof setara dengan laju dekomposisi bahan gambut. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model potensial redoks (Eh) tanah sebagai penduga respirasi heterotrof dari perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut tropika. Respirasi tanah diukur menggunakan metode sungkup tertutup pada plot close-to-tree (berjarak 2 m dari pohon) dan far-from-tree (4.5 m dari pohon), sedangkan untuk respirasi heterotrof pada plot root-cut (4.5m dari pohon) yang disiapkan dengan pemotongan akar hingga kedalaman 80 cm dan diinkubasi selama 8 bulan. Respirasi tanah pada lokasi penelitian 40.81 ton CO2 ha-1.th-1, 50.53% darinya berasal dari respirasi komponen heterotrof (RKH). Respirasi heterotrof berkorelasi positif dengan Eh tanah pada pH 7 di kedalaman -30 dan -90 cm (Eh7~30 and Eh7~90) dan berkorelasi negatif dengan tinggi muka air tanah. Nilai koefisien korelasi linier sederhana yang signifikan, r= 0.84 dan 0.87; n= 12, dengan RKH masing-masing ditunjukkan oleh Eh7~30 and Eh7~90. Oleh sebab itu, kedua faktor tersebut dapat disarankan sebagai penduga RKH dengan persamaan: RKH (ton CO2 ha-1.th-1) = 18.2 + 0.029 Eh7~30 + 0.037 Eh7~90 (Eh dalam mV).
Download:
file
  • Authors: Addianto, B., Sahari, B., Sutandi, A., Sudadi, U.
  • Author Affiliation: PT Astra Agro Lestari Tbk., IPB University
  • Subjects: soil respiration, oil palms, plantations, peatlands, soil water
  • Publication type: Journal Article
  • Source: Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) 10(2): 163-172
  • Year: 2020
  • DOI: https://doi.org/10.29244/jpsl.10.2.163-172
Latest posts

PARTNERS

Founding member states
Republic of Indonesia Republic of the Congo Democratic Republic of the Congo Republic of Peru
Coordinating partners
Ministry of Environment and Forestry Republic of Indonesia CIFOR UN Environment FAO