Publication

Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Kebakaran Lahan Gambut Jenis Kayuan dengan Memanfaatkan Karakteristik Panas yang Ditimbulkannya

Kebakaran lahan gambut yang sudah meluas menimbulkan bencana asap dan penyakit pada masyarakat. Pemantauan kebakaran lahan gambut yang memiliki tingkat akurasi tertinggi adalah ASEAN Specialized Meteorological Center (ASMC) dengan tingkat akurasi sebesar 60%. Dibutuhkan perancangan pendeteksi kebakaran lahan gambut, guna untuk mitigasi bencana kebakaran lahan gambut. Karena gambut yang ada di provinsi Riau umumnya adalah gambut jenis kayuan, jadi penelitian dilakukan pada gambut kayuan. Beberapa metode pengambilan data pada penelitian ini yaitu: uji laboratorium, pengambilan data di lahan gambut kondisi normal, pengambilan data di lahan gambut saat kejadian kebakaran dan pemetaan simpul. Berdasarkan hasil penelitian ini, sensor suhu LM35 memiliki tingkat akurasi dengan persen error rata-rata sebesar 0,22%. Suhu lahan gambut kayuan saat kondisi normal memiliki besar suhu yang selalu berada di bawah suhu udara sekitar. Saat kondisi terbakar besar, suhu lahan gambut kayuan terus meningkat dan melebihi besar suhu udara sekitar. Suhu udara sekitar saat kondisi normal atau saat terjadi kebakaran tidak ada perbedaan yang mencolok, karena kebakaran lahan gambut kayuan tidak begitu bergemuruh perubahan suhu udara sekitar. Radius sensor suhu LM35 pada alat pendeteksi kebakaran lahan gambut mencapai 4 m dengan lama waktu pembacaan 45 menit.
Download:
file
  • Authors: Bagaskara, G., Amri, R., Rahayu, Y.,
  • Author Affiliation: Riau University
  • Subjects: forest fires, peatlands, fire prevention, sensors, temperature
  • Publication type: Journal Article
  • Source: Sinergi 21(3): 157-164
  • Year: 2017
  • DOI: https://doi.org/10.22441/sinergi.2017.3.001
Latest posts

PARTNERS

Founding member states
Republic of Indonesia Republic of the Congo Democratic Republic of the Congo Republic of Peru
Coordinating partners
Ministry of Environment and Forestry Republic of Indonesia CIFOR UN Environment FAO