Publication

Potensi dan Pemanfaatan Lahan Gambut Dangkal untuk Pertanian

Lahan gambut terbentuk karena adanya penambahan bahan organik segar yang lebih cepat daripada perombakannya, sehingga terjadi timbunan organik dari waktu ke waktu. Gambut Indonesia sangat potensial dimanfaatkan untuk penyediaan bahan pangan. Pemanfaatan lahan gambut yang lebih masif untuk memasok bahan pangan dipicu oleh (1) laju alih fungsi lahan pertanian, (2) pertambahan jumlah penduduk, dan (3) keinginan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dunia. Tanah gambut dalam sistem klasifikasi tanah USDA termasuk dalam ordo Histosol. Tanah gambut juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat dekomposisi, kesuburan, fisiografi, proses pembentukan, bahan penyusun dan ketebalan gambut. Berdasarkan ketebalan gambut, tanah gambut dengan ketebalan 50-100 cm dikategorikan sebagai gambut dangkal/tipis. Karakteristik dan potensi lahan gambut antaralain ditentukan oleh sifat kimia, fisika dan biologi. Semakin tebal gambut, semakin rendah potensinya untuk budidaya tanaman pangan dan hortikultura. Potensi lahan gambut dangkal/tipis di Indonesia diperkirakan sekitar 5.241.473 ha atau 35,17% dari total luas lahan gambut Indonesia, tersebar di Pulau Papua (2.425.523 ha), Pulau Sumatera (1.767.303 ha), dan Pulau Kalimantan (1.048.611 ha). Lahan tersebut baru sebagian kecil dimanfaatkan petani untuk budidaya tanaman pangan, dan hortikultura dengan produktivitas yang tergolong rendah. Kebakaran lahan gambut dan faktor lainnya menyebabkan terjadinya dinamika luas lahan gambut tipis. Potensi gambut tipis dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai, tanaman hortikultura buah-buahan seperti nenas, pisang, pepaya, melon, dan tanaman hortikultura sayuran berupa tomat, pare, mentimun, cabai, kangkung, dan bayam. Kontribusi lahan gambut tipis terhadap produksi tanaman pangan dan hortikultura diperkirakan 50-60% dari total produksi lahan gambut.
Download:
file
  • Authors: Masganti, M., Anwar, K., Susanti, M.A.
  • Author Affiliation: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau
  • Subjects: peatlands, organic matter, soil organic, agricultural land, land use change, peat soils
  • Publication type: Journal Article
  • Source: Jurnal Sumberdaya Lahan 11(1): 43-52
  • Year: 2017
  • DOI: https://doi.org/10.21082/jsdl.v11n1.2017.43-52
Latest posts

PARTNERS

Founding member states
Republic of Indonesia Republic of the Congo Democratic Republic of the Congo Republic of Peru
Coordinating partners
Ministry of Environment and Forestry Republic of Indonesia CIFOR UN Environment FAO