Publication

Keragaman morfofisiologi tanaman kelapa sawit di lahan gambut

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagian besar ditanam di lahan gambut. Tujuan penelitian mengevaluasi morfo-fisiologi pertumbuhan dan hasil berdasarkan keragaan tanaman kelapa sawit varietas SJ2 umur 6 tahun. Penelitian dilakukan di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, pada lahan gambut dengan kedalaman antara 2,5 sampai 4 meter, hemiks dan in land pada Mei 2012 sampai Januari tahun 2013. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, satu perlakuan. Perlakuannya adalah ketegakan tanaman kelapa sawit var. SJ2 umur 6 tahun berdasarkan nilai 0 sudut yang terbentuk antara batang dengan permukaan gambut, dengan ulangan sebanyak 2 kali. Perlakuan perbedaan kenampakan tegak batang, yaitu: tegak (900 ), agak miring (600 ≤ sudut < 900 ), sangat miring (450 ≤ sudut < 6 0 ), dan roboh (00 ). Hasil menunjukkan bahwa tanaman dengan keragaan tegak dan agak miring memiliki anak daun sempit, pelepah pendek dan sedikit dengan ILD rendah 2,53 dan 2,73, serta densitas populasi akar primer tinggi. Tanaman yang sangat miring dan rebah memiliki anak daun luas; ILD tinggi 6,15 dan 4,33; densitas luas area permukaan akar sekunder dan bobot kering populasi akar tinggi, tetapi densitas populasi akar primer rendah. Tanaman dengan keragaan yang tegak lebih mempunyai kualitas pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding yang sangat miring maupun rebah, dengan konsentrasi Al daun 105,05 ppm maupun rasio N : P daun 13,95 yang rendah. Hasil TBS tertinggi 2,43 kg/tanaman/panen di tahun pertama pada tanaman dengan keragaan tegak.
Download:
file
  • Authors: Marlina, Hasmeda, M., Hayati, R., Priadi, D.P.
  • Author Affiliation: Sriwijaya University
  • Subjects: oil palms, peatlands, morphology, plantations, physiology
  • Publication type: Journal Article
  • Source: Jurnal Penelitian Tanaman Industri 23(2): 98-104
  • Year: 2017
  • DOI: https://doi.org/10.21082/littri.v23n2.2017.98-104
Latest posts

PARTNERS

Founding member states
Republic of Indonesia Republic of the Congo Democratic Republic of the Congo Republic of Peru
Coordinating partners
Ministry of Environment and Forestry Republic of Indonesia CIFOR UN Environment FAO