Publication

Getah jelutung sebagai hasil hutan bukan kayu unggulan di lahan gambut

Preferensi masyarakat terhadap jenis jelutung rawa sebagai tanaman rehabilitasi hutan dan lahan saat ini mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh keunggulan yang dimilikinya, yakni memenuhi kriteria jenis yang sesuai untuk dikembangkan di lahan gambut yang mencakup aspek teknis, sosial, ekonomi dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis getah jelutung sebagai suatu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) unggulan. Getah jelutung sebagai HHBK unggulan dianalisis menggunakan kriteria Peraturan Menteri Kehutanan No. P.21/Menhut-II/2009, meliputi aspek ekonomi, biofisik dan lingkungan, kelembagaan, sosial dan teknologi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara dengan informan kunci. Hasil analisis menunjukkan getah jelutung termasuk suatu HHBK unggulan provinsi dengan total nilai unggulan sebesar 72,62. Margin pemasaran getah jelutung belum efisien, diketahui dari nilainya >50%. Hutan tanaman jelutung layak dikembangkan dengan pola agroforestry dengan nilai NPV sebesar Rp 69.799.338, BCR sebesar 8,68 dan IRR sebesar 29% serta pola monokultur dengan nilai NPV sebesar Rp 29.933.289,52, BCR sebesar 7,88 dan IRR sebesar 20%. Sistem kelembagaan yang diusulkan untuk mengatasi kendala pengembangan getah jelutung adalah SistemKebersaman Ekonomi (SKE).
Download:
file
  • Authors: Harun, M.K.
  • Author Affiliation: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia
  • Subjects: peatlands, nontimber forest products, agroforestry, ecosystem services, economic impact
  • Publication type: Journal Article
  • Source: Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan 12(1): 43-57
  • Year: 2015
  • DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2015.12.1.43-57
Latest posts

PARTNERS

Founding member states
Republic of Indonesia Republic of the Congo Democratic Republic of the Congo Republic of Peru
Coordinating partners
Ministry of Environment and Forestry Republic of Indonesia CIFOR UN Environment FAO