Publication

Sistem Agroforestri Berbasis Jelutung Rawa Untuk Memulihkan Lahan Gambut Terdegradasi

Sistem agroforestri yang dikembangkan di lahan gambut mempunyai karakteristik yang spesifik (khas). Pola yang telah dikembangkan oleh petani setempat dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pengembangan lebih lanjut. Beberapa aspek penting dalam budidaya jelutung rawa dengan sistem agroforestri yang bersifat khas di lahan gambut tipis dan gambut tebal seperti uraian berikut. Aspek penting budidaya jelutung rawa dengan sistem agroforestri di lahan gambut dangkal (ketebalan gambut 50-100 cm) oleh petani lokal yang perlu diperhatikan meliputi: penyiapan lahan, pengelolaan kesuburan tanah, pengelolaan air dan pola tanam. Pertama, penyiapan lahan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum penanaman yang meliputi penebasan gulma dan pengolahan tanah. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah tajak, cangkul dan sundak. Petani lokal dalam penyiapan lahan menggunakan tajak (parang bertangkai panjang) yang berfungsi ganda, yaitu selain untuk menebas gulma juga untuk memapas lapisan permukaan tanah 5 – 10 cm. Hal ini sekaligus berfungsi sebagai pengolahan tanah minimum. Penyiapan lahan dengan olah tanah yang minimal menggunakan tajak merupakan usaha petani lokal agar lapisan gambut tidak/sedikit terganggu sehingga lapisan pirit tidak tersingkap. Proses penyiapan lahan yang dilakukan petani lokal adalah tebas-bakar-penyimpukan (pembersihan).
Download:
file
  • Authors: Harun, M.K.
  • Author Affiliation: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia
  • Subjects: agroforestry, peatlands, ecological restoration, conservation, agroforestry systems
  • Publication type: Book
  • Year: 2014
Latest posts

PARTNERS

Founding member states
Republic of Indonesia Republic of the Congo Democratic Republic of the Congo Republic of Peru
Coordinating partners
Ministry of Environment and Forestry Republic of Indonesia CIFOR UN Environment FAO