Sejumlah pihak menilai pengembangan jenis tanaman grofores pada lahan gambut terdegradasi bisa menjadi solusi ganda untuk merehabilitasi lahan sekaligus penyediaan energi terbarukan sebagai solusi krisis perubahan iklim. Jenis tanaman potensial yang dikembangkan ialah nyamplung yang bisa diolah menjadi bahan bakar minyak nabati atau gamal yang dimanfaatkan sebagai energi biomassa.
Kepala Badan Standardisasi Instrumen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ary Sudijanto menjelaskan bahwa sektor energi berkontribusi sebesar 11% dari 29% target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia di tahun 2030 seperti tercantum dalam dokumen NDC (Nationally Determined Contributions).
Ketua umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan, pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) siap mendukung pengembangan grofores grofo memulihkan lahan gambut terdegradasi. “PBPH bisa menerapkan multiusaha kehutanan dengan pola paludikultur groforestry untuk mendukung kebijakan tersebut,” katanya.
Berita yang sama terdapat pada media sebagai berikut:
- Tanaman Bioenergi Solusi Energi Terbarukan (Koran Jakarta, 05 Mei 2022)
- Pengembangan Tanaman Bioenergi Solusi Penyediaan Energi Terbarukan (Antaranews, 4 Mei 2022)
- Pengembangan Jenis Tanaman Bioenergi Bisa Jadi Solusi Lahan Terdegradasi (Sindonews, 4 Mei 2022)
- Pengembangan Tanaman Bioenergi Solusi Lahan Terdegradasi dan Penyediaan Energi Terbarukan (Agrofarm, 4 Mei 2022)
- Tanaman Bionergi Bisa Jadi Solusi Pulihkan Lahan Gambut (Republika, 4 Mei 2022)
- Pengembangan Tanaman Bioenergi Bisa Jadi Solusi Lahan Terdegradasi dan Penyediaan Energi Terbarukan (Agro Indonesia, 4 Mei 2022)
- Pengembangan Tanaman Bioenergi Bisa Jadi Solusi Lahan Terdegradasi dan Penyediaan Energi Terbarukan (Forest Insights, 4 Mei 2022)
- Pengembangan Tanaman Bioenergi Bisa Jadi Solusi Ganda, Rehabilitasi Lahan dan Penyediaan Energi Terbarukan (Pikiran Rakyat, 4 May 2022)